suarasurabaya.net| Sebanyak 1.250 pengasuh dan pengelola dari 180 lembaga panti asuhan Muhammadiyah dan Badan Kerjasama Panti Asuhan Islam di Jawa Timur mengikuti pelatihan pengelolaan panti yang diadakan YDSF di Aula Al Marwah, Masjid Nasional Al Akbar Surabaya, Sabtu (21/05). Selama sehari mereka ditraining bagaimana menjadi pengasuh dan pengelola panti asuhan yang professional dan mandiri.
Dalam pelatihan tersebut, kata KHOIRUL ANAM Manajer Program Pendidikan dan Yatim YDSF akan diberikan berbagai metode dan pendekatan dalam mengelola panti asuhan terutama dalam meningkatkan kemandirian anak asuhnya dan organisasi panti itu sendiri.
“Kami melihat, masih banyak panti asuhan-panti asuhan dalam menjalankan pengelolaannya tanpa terencana dan cara apa adanya,” kata KHOIRUL seperti dilansir dalam rilis yang diterima suarasurabaya.net, Sabtu (21/05).
BAGOES SANYOTO Psikolog penyampai materi pelatihan menguraikan metode dan cara pengelolaan panti dari sisi psikologi. Menurutnya, dalam mendidik dan mengasuh si yatim dibutuhkan strategi dan kunci khusus.
Kunci itu, lanjut BAGUS, di antaranya pengasuh harus paham watak dan kepribadian anak, memilih kata-kata, intonasi dan waktu yang tepat untuk menyampaikan, memupuk dan mengembangkan budaya interaksi, dan gunakan pola pengajaran yang kreatif ideal agar tidak membosankan.
Sementara itu, Prof. MAHMUD ZAKI Ketua Pembina YDSF mengatakan program pelatihan bagi pengasuh panti asuhan dan santunan anak yatim merupakan program yang menjadi perhatian besar YDSF. “Untuk menjadi mandiri, bukan hanya diperlukan kepedulian pada si yatim saja, tetapi pengelola panti asuhan dan kelangsungan pendidikannya juga harus menjadi perhatian,” kata Mahmud Zaki yang pada kesempatan tersebut menyerahkan bantuan tahap pertama pendidikan untuk yatim senilai Rp 142 juta lebih.
Acara yang dibuka SAIFULLAH YUSUF Wakil Gubernur Jatim itu juga diisi dengan lomba kreatifitas mengupas dan merangkai wortel oleh peserta sebagai refleksi pengasuhan anak asuhnya.(git)
Komentar Terbaru