Madiun – Permintaan cicau hitam di industri rumah tangga pembuatan cincau di Desa Jatisari, Kecamatan Geger, Kabupaten Madiun, Jawa Timur, meningkat selama bulan Ramadhan.

Cincau hitam ini biasanya digunakan untuk pelengkap minuman berbuka puasa, seperti es buah, dawet, kolak, ataupun mimuman lainnya sesuai selera.

Produsen cincau hitam, Kasih (56), warga Desa Jatisari, Rabu, mengatakan, selama bulan Ramadhan ini penjualan cincaunya meningkat hingga lima kali dari hari biasa.

“Permintaan memang naik, biasanya saya hanya membuat dua drum cincau hitam. Tapi sejak puasa, saya membuat 10 drum, itu pun selalu habis bahkan kemarin sempat kurang karena banyak penjual es yang datang. Setiap satu drum plastik bisa dijadikan hingga 17 ember cincau hitam,” ujar dia.

Menurut dia, pembelinya memang sebagian besar berasal dari para penjual es dan cincau di pasar-pasar yang ada di Madiun, Magetan, Ngawi, dan bahkan hingga Ponorogo. Namun ada juga yang membeli untuk dikonsumsi sendiri.

Adapun untuk bahan baku pembuatan cincau hitam ini didapatkan dari Magetan dan Pacitan. Bahan bakunya berupa daun cincau yang dipetik dari tumbuhannya langsung. Sayang, tumbuhan cincau tersebut sulit ditemukan di wilayah Madiun dan sekitarnya.

“Bahan bakunya terpaksa didatangkan dari Magetan dan Pacitan. Satu kilogram daun cincau harganya mencapai Rp12.000. Harga ini tergolong stabil, karena itu saya tidak menaikkan harga jual cincau hitam, yakni tetap Rp9.000 per embernya,” terang Kasih.

Usaha pembuatan cincau hitam ini merupakan usaha turun-temurun dari keluarganya. Dalam berproduksinya setiap hari, Kasih dibantu oleh anaknya, Gunawan. Untuk memenuhi permintaan konsumen yang meningkat, ia dan anaknya terpaksa harus lembur hingga malam hari.

Anak Kasih, Gunawan, mengatakan, pembuatan cincau hitam tergolong mudah. Daun cincau hitam seberat dua kilogram dicampurkan ke dalam air mendidih yang sudah disiapkan di dalam drum plastik.

Tunggu selama satu hingga dua jam sambil sesekali diaduk. Setelah mencampur, larutan cincau hitam langsung dituang ke cetakan ember yang sudah disediakan.

Pada saat telah dingin dan mengeras, cincau hitam sudah dapat dimakan sebagai campuran es maupun kolak. Sedangkan ampasnya berupa daun cincau yang telah hancur dapat digunakan sebagai makanan ternak ataupun pupuk, tutur Gunawan, menjelaskan.

“Jika dihitung, selama bulan puasa kami bisa menjual 170 hingga 200 ember cincau hitam. Permintaan cincau ini diperkirakan masih terus tinggi selama bulan puasa berlangsung,” kata Gunawan.

Bagikan Berita