Ponorogo – Pemerintah Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, menargetkan perbaikan jalan-jalan rusak yang tersebar di 21 kecamatan rampung tiga hari sebelum lebaran.

“Mungkin belum semua, tapi mayoritas (jalan rusak) yang menjadi tanggung jawab pemerintah kabupaten sudah mulai kami perbaiki,” kata Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kabupaten Ponorogo Dewanto Eko Putro di Ponorogo, Senin.

Ditanya usai mengikuti rapat paripurna di gedung DPRD Ponorogo, ia menambahkan, perbaikan jalan dilakukan dengan mengacu skala prioritas. Artinya, hanya ruas jalan yang kondisinya rusak parah dan memiliki mobilitas tinggi saja yang akan dilakukan perbaikan.

Sedangkan ruas jalan yang tingkat kerusakannya masuk kategori sedang atau bahkan ringan, dinas PU sementara hanya melakukan pencatatan atau identifikasi kasus.

“Kami utamakan dulu ruas jalan yang rusaknya parah serta memiliki mobilitas yang tinggi,” tandas dia.

Tanpa menyebut panjang ataupun volume ruas jalan yang sekarang mulai dilakukan perbaikan, Eko mengaku optimistis proses rehabilitasi bakal rambung sebelum puncak arus mudik yang biasanya jatuh pada H-7 atau H-3 lebaran.

“Kami menargetkan seminggu sebelum lebaran sudah selesai supaya pemudik bisa nyaman dan risiko kecelakaan karena faktor kerusakan infrastruktur atau prasarana jalan, bisa diminimalisir,” ujarnya.

Selain melakukan perbaikan jalan rusak, sejumlah infrastruktur jembatan yang rusak atau dianggap membahayakan pengguna jalan juga mulai diperbaiki.

Buruknya kualitas prasarana jalan dan jembatan di Kota Reog memang sempat menuai protes dari masyarakat setempat. Bahkan, sebelumnya sejumlah kelompok warga nekat menanami beberapa ruas jalan dengan pohon pisang karena kondisinya yang dianggap sudah tidak memadai/rusak.

Salah satu kasus paling heboh terjadi di ruas jalan kabupaten yang menghubungkan antara Desa Wringinanom dengan Desa Bibis. Ruas jalan sepanjang kurang-lebih dua kilometer itu tidak hanya ditanami aneka pohon pisang, tetapi juga ditaburi benih lele pada badan jalan yang berlubang cukup dalam.

“Tindakan itu kami lakukan sebagai bentuk protes karena banyak ruas jalan antardesa di daerah kami yang rusak parah tapi tak kunjung diperbaiki,” kata Ruskan, anggota Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Desa Bedingin, Kecamatan Sambit.

Bagikan Berita