MADIUN, KOMPAS.com – Dinas Peternakan dan Perikanan, Kabupaten Madiun, Jawa Timur, menyatakan daerahnya mewaspadai penyakit antraks untuk mengantisipasi penyebarannya. “Sebelumnya memang telah waspada, namun tingkat itu lebih diintensifkan, menyusul adanya penemuan kasus penyakit tersebut di Boyolali, Jawa Tengah,” ujar Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Madiun Lilin Syarifah, Senin (28/2/2011). Menurut dia, kewaspadaan tersebut dilakukan dengan pengawasan lalu lintas hewan ternak yang masuk dan keluar wilayah Kabupaten Madiun. Hal ini penting diawasi, mengingat tingginya peredaran hewan ternak untuk keperluan suplai daging di wilayah Kabupaten Madiun maupun luar wilayah. “Hewan ternak dari Kabupaten Madiun selain untuk memenuhi kebutuhan wilayahnya sendiri, juga untuk menyuplai wilayah lain. Baik sekitar Madiun maupun kota dan kabupaten lain dalam provinsi dan luar provinsi. Di samping itu, juga menerima dari wilayah lain di Jawa Timur untuk kemudian disalurkan ke luar provinsi,” papar Lilin. Waspada antraks, lanjut dia, juga diwujudkan dengan lebih intensif melakukan pengamatan dan pemeriksaan semua jenis hewan ternak di wilayah Kabupaten Madiun. Baik jenis ternak sapi, kerbau, kambing, kuda, maupun babi. Dalam pemeriksaan tersebut, selain diperiksa kesehatan fisiknya, hewan ternak juga diambil sampel darahnya secara sampling di beberapa wilayah untuk diuji di laboratorium. “Syukurlah, sejauh ini hasil uji laboratorium adalah negatif antraks. Meski demikian, kami tetap waspada dan tidak ingin kecolongan seperti kasus yang terjadi di Boyolali, Jawa Tengah,” tutur dia. Ia menambahkan, tidak hanya antraks saja yang menjadi acuan, namun pemeriksaan hewan ternak tersebut juga untuk mengantisipasi penyebaran virus penyakit ternak lainnya yang berbahaya bagi manusia, di antaranya flu burung dan flu babi. Rata-rata yang ditemukan adalah penyakit hewan ternak pada umumnya yang tidak berbahaya jika dikonsumsi oleh manusia. Seperti “scabies” atau penyakit kulit ternak, infeksi mulut, dan “pink eye” atau radang mata. Data dari Dinas Peternakan dan Perikanan setempat mencatat, jumlah populasi sapi di Kabupaten Madiun selama dua tahun terakhir telah lebih dari 34.617 ekor. Demikian juga dengan jumlah populasi kambing lebih dari 32.421 ekor, sedangkan unggas yang tediri atas ayam buras, ayam ras, dan itik mencapai lebih dari 957.511 ekor. Untuk ternak kambing memiliki pertumbuhan rata-rata sekitar 5 persen setiap tahunnya. Sedangkan ternak itik, rata-rata ada peningkatan populasi hingga 6 persen per tahun.
Madiun Waspada Antraks
oleh openmadiun | Feb 28, 2011 | Kabar OpenMadiun | 0 Komentar
Komentar Terbaru