Surabaya – Sejak tahun 2007-2010, 15 tersangka kasus penipuan CPNS sudah memiliki banyak korban. Tak tanggung-tanggung jumlah korban mencapai 1.100 orang. Mereka tersebar di sejumlah daerah di Jatim seperti Surabaya, Sidoarjo, Jombang, Madura, Kediri dan Madiun.

“Jumlah korban mencapai 1.100 orang,” Kapolda Jatim, Irjen Pol Badrodin Haiti, kepada wartawan di ruang eksekutif Polrestabes Surabaya, Jalan Taman Sikatan, Selasa (2/11/2010).

Hasyim mungkin menjadi perekrut terbanyak jaringan itu sebanyak 400 korban, sedangkan Hasan Marzuki 50 orang. Khusus di Madiun, 7 orang menjadi korban Mei Dartono senilai Rp 54 juta, 9 orang menjadi korban Siswo senilai Rp 360 juta dan 3 orang menjadi korban Effendi senilai Rp 165 juta.

Sedangkan di Bangkalan-Madura, 3 orang menjadi korban M. Sirod senilai Rp 45 juta, 10 orang menjadi korban Suwarno senilai Rp Rp 150 juta dan 150 orang menjadi korban Agus Supriyadi.

Sementara 4 orang Sidoarjo dan 8 orang Mojokerto menjadi korban Suryanto. Dan 9 orang dari Surabaya, Sidoarjo dan Mojokerto menjadi korban Zakaria, oknum guru Bimbingan Konseling (BK) SMPN 15 Surabaya.

“Para korban tersebut dijanjikan akan dijadikan PNS di Pemkab/Pemkot daerah setempat,” tambah Badrodin.

Kepada para korban, pelaku menjanjikan sanggup memasukkan korban menjadi PNS dengan syarat menyetor sejumlah uang. Kepada para korban, para pelaku meminta uang Rp 80 – Rp 120 juta. Alasannya, uang itu digunakan sebagai uang pelicin kepada para pejabat yang bisa memasukkan korban menjadi PNS. Bahkan, untuk meyakinkan korban, para pelaku mengenakan pakaian PNS.

“Kerugian secara pasti memang belum bisa dipastikan. Tetapi jumlah kerugian yang ditaksir hampir Rp 5 Miliar,” ujar Badrodin.

Agar para korban tak bertambah, Badrodin sendiri meminta agar masyarakat tidak percaya kepada orang yang menjanjikan sanggup memasukkan menjadi PNS. Pasalnya dalam era yang segala sesuatunya serba transparan ini, tidak ada yang namanya bisa menjadi PNS tanpa tes.

“Jangan pernah percaya janji semacam itu. Pengangkatan PNS itu sudah ada sistemnya sendiri,” tandas Badrodin.
(iwd/fat)

Bagikan Berita