TEMPO Interaktif, Madiun – Direktur Utama PT Industri Kereta Api (Inka) Roos Diatmoko menyatakan perseroan tengah mengerjakan pesanan kereta dari sebuah perusahaan swasta Singapura dan pemerintah Malaysia. Pesanan itu berupa 20 gerbong kereta fasilitas kerja pesanan Singapura dan 12 gerbong kereta ekonomi penumpang beserta 2 unit kereta pembangkit listrik pesanan Malaysia.

Kedua pesanan itu bernilai total Rp 63 miliar dengan perincian kereta pesanan Malaysia yang terbuat dari stainless steel senilai Rp 45 miliar dan kereta pesanan Singapura senilai Rp 18 miliar. “Akhir September atau Oktober tahun ini kami targetkan sudah selesai dan siap dikirim,” kata Roos di Madiun, Selasa  (18/01).

Pengiriman kereta pesanan itu sebetulnya sudah molor dari target awal, yakni pada akhir tahun lalu. Sebelumnya, Inka pernah mengerjakan pesanan kereta dari beberapa negara di Eropa dan Asia, seperti Belgia, Bangladesh, dan Thailand.

Selain menggarap kereta pesanan luar negeri, Inka tengah menggarap beberapa kereta pesanan pemerintah, dari kereta penumpang jenis KMP3, K3, kereta rel listrik, kereta rel diesel Indonesia, kereta rel diesel elektrik, komuter, rail bus, sampai kereta barang dan batu bara.

Pertengahan tahun ini Inka akan meluncurkan produk rail bus kedua di Indonesia, yang akan melintas di Solo-Wonogiri. Rail bus ini merupakan pesanan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan.

Rail bus ini hanya satu set, yang terdiri atas gerbong dengan kapasitas penumpang 160 orang dan kecepatan maksimum 100 kilometer per jam. Rail bus pertama dioperasikan di lintas Kertapati-Indralaya Kampus Universitas Sriwijaya, Palembang, Sumatera Selatan, secara gratis untuk mahasiswa. Sedangkan rail bus Solo-Wonogiri akan dioperasikan secara komersial.

Tahun lalu, PT Inka membukukan pendapatan dari penjualan Rp 621 miliar dengan laba sekitar Rp 27 miliar. Sebanyak 75 persen penjualan sumbangan dari pesanan kereta dari Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan, PT Kereta Api 13 persen, serta sisanya dari pasar ekspor dan swasta, yang mencapai 12 persen. “Tahun 2011 ini ditargetkan angka penjualan meningkat jadi Rp 820 miliar dengan laba di atas Rp 30 miliar,” kata Roos.

ISHOMUDDIN

Bagikan Berita