KabarIndonesia – Penyerapan anggaran APBD 2010 Pemerintah Kabupaten Madiun Jawa Timur Rp 844 miliar hingga awal November 2010, baru terserap sekitar 63 persen. Lambannya penyerapan APBD ini, salah satu pemicunya akibat molornya proyek Dana Alokasi Khusus (DAK) bidang pendidikan di Dinas Pendidikan setempat.

Kepala Dinas Pendapatan dan Keuangan Kabupaten Madiun, Jaelani dikonfirmasi melalui Margono Kabid Anggaran setempat, membenarkan penyerapan APBD tahun 2010 belum maksimal.

“Dari total APBD Rp 844 miliar, per 29 Oktober 2010, baru terserap sekitar 63 persen dan sisanya Rp 37 persen masih proses penyerapan. Faktornya didominasi Proyek DAK Dinas Pendidikan,” kata Margono diamini Sudjono, Kasi Perbendaharaan, Senin (1/11).

Menurutnya, hingga November 2010 ini minimal dana APBD yang sudah terserap rata-rata mencapai 75-80 persen. Namun, tahun ini terkendala dengan penyerapan DAK bidang pendidikan di Dinas Pendidikan yang mencapai sekitar Rp 24 miliar.

Hingga November 2010 ini, pengelolaan DAK digunakan untuk proyek fisik sekolahan di Kabupaten Madiun, masih belum ada pelaksanaan sama sekali. Kendati proses lelang/tender proyek sudah selesai beberapa pekan lalu.

“Kalau satuan kerja lain, serapan anggarannya rata-rata sudah 50-100 persen. Kendalanya hanya di Dinas Pendidikan saja. Untuk pencairan tahap satu saja belum realisasi, dan berkas masih dalam proses,” timpal Sudjono.

Karena itu, pihaknya pesimis APBD 2010 hingga Desember nanti terserap maksimal. Hitungannya, Dinas Pendidikan jelas tidak mampu menyelesaikan semua proyek dibiayai dari dana APBN tersebut dalam waktu dua bulan November-Desember ke depan.

“Tahap satu saja belum cair. Yang jelas tidak bisa (terserap 100 persen-red). Makanya jika tidak terserap, nanti akan dimasukkan dalam SILPA (Sisa Lebih Perhitungan Anggaran),” jelasnya.

Sayangnya, permasalahan kemampuan pengelolaan keuangan daerah yang rendah dan tidak profesional tersebut, hingga kini tidak pernah menjadi sorotan para anggota legislatif. (*)

Bagikan Berita