Ponorogo – Luas tanaman padi di Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, yang mengalami gagal panen akibat serangan hama wereng cokelat pada musim tanam kedua ini tercatat mencapai 2.588 hektare lebih.

“Berdasar laporan yang masuk ke dinas pertanian sampai akhir Juli lalu, luas tanaman padi yang rusak atau bahkan gagal panen mencapai 22 persen atau sekitar 2.588 hektare,” ucap Kepala Dinas Pertanian Ponorogo, Harmanto, Senin.

Ia mengaku khawatir serangan hama yang telah muncul sejak dua hingga tiga bulanan lalu itu terus meluas. Sebab, sejauh ini pihaknya masih kesulitan menghentikan persebaran hama yang diduga terus bermigrasi dari satu area persawahan ke area persawahan lainnya.

“Salah satu upaya untuk memutus mata rantai perkembangbiakan hama wereng ini adalah dengan mengganti jenis tanaman. Tapi inipun tidak mudah karena mayoritas petani tetap memilih kembali menanam padi,” ujarnya.

Kekhawatiran Hermanto cukup beralasan. Sebab, area tanaman padi yang saat ini memasuki usia dewasa dan belum teridentifikasi kena serangan wereng masih sangat luas.

Dari total 36 ribu hektare lahan pertanian yang ada di wilayah tersebut, hampir 75 persen atau sekitar 27 ribu hektare lebih ditanami padi.

Jika saat ini yang dipastikan menjadi terkena serangan hama wereng ada 2.588 hektare (22 persen dari total luas lahan pertanian), berarti masih ada sekitar 24 ribu hektare lebih yang berpotensi ikut terdampak.

“Beberapa langkah preventif sedang kami lakukan, salah satunya ya dengan melakukan pemusnahan tanaman padi yang sudah dipastikan rusak atau terdampak hama. Cara konvensional lainnya yaitu dengan melakukan penyemprotan menggunakan pestisida,” terangnya.

Terlepas dari persoalan itu, Harmanto mengaku tetap optimistis persediaan beras di Kabupaten Ponorogo masih jauh dari mencukupi. “Insya-Allah stok beras di Kabupaten Ponorogo masih mencukupi hingga dua musim tanam ke depan,” tegasnya yakin.

Sementara, sejumlah petani mengaku hanya bisa pasrah dengan masalah yang mereka alami. Sebab, begitu hama mulai menyerang, kerusakan pada batang padi biasanya sulit dihentikan.

Pemandangan semacam itu setidaknya terlihat di area persawahan Desa Keniten, Kecamatan Babadan. Di daerah ini, lebih dari 20 hektare tanaman padi milik petani mengalami puso atau gagal panen karena serangan hama wereng yang hanya berlangsung kurang dari tiga minggu.

“Beberapa petani ada yang sudah mencoba menyemprotkan pestisida untuk menghentikan serangan hama, tapi tidak mempan. Tetap saja tanaman padi kami rusak dan gagal panen. Kami tidak bisa berbuat apa-apa lagi kecuali hanya bisa pasrah,” ujar Pramono, salah seorang petani Desa Keniten.

Bagikan Berita