Magetan – Disparbudpora Magetan, Jawa Timur, membutuhkan dana sekitar Rp11 miliar untuk pengembangan Telaga Wahyu untuk menjadi objek wisata di daerah itu.

Kepala Dinas Pariwisata, Budaya, Pemuda, dan Olahraga (Disparbudpora) Kabupaten Magetan, Siran, Rabu, mengatakan, pengembangan Telaga Wahyu yang terletak di lereng Gunung Lawu, Kecamatan Plaosan ini, akan dilakukan secara bertahap.

“Diperkirakan dana yang dibutuhkan berkisar antara Rp8 miliar hingga Rp11 miliar. Ini dana yang cukup besar bagi keuangan daerah Magetan, karena itu kami berencana mencari sejumlah investor untuk menggarapnya,” ujar Siran.

Menurut dia, saat ini Pemerintah Kabupaten Magetan masih dalam tahap “menjaring” para investor yang bersedia bekerja sama dengannya. Ditargetkan pada tahun 2012 mendatang, pengembangan Telaga Wahyu menjadi objek wisata andalan setelah Telaga Sarangan, dapat terwujud.

“Konsep yang akan ditawarkan untuk Telaga Wahyu adalah wisata air yang meninitikberatkan pada kegiatan memancing. Hal ini yang membedakan Telaga Wahyu dengan Telaga Sarangan, meski kedua lokasi ini sama-sama berada di lereng Gunung lawu,” terang Siran.

Untuk mewujudkannya menjadi objek wisata, dibutuhkan sarana dan prasarana yang mendukung kegiatan berwisata. Di antaranya adalah, pembangunan toliet umum, gapura, pintu retribusi, tempat duduk untuk pemancigan dan taman bermain, hingga rumah makan dan tempat beribadah.

Pihaknya mengakui hingga saat ini pengelolaan Telaga Wahyu masih belum maksimal. Lokasi ini masih menjadi tempat pemacingan umum dan wisatawan yang berkunjung ke Telaga Wahyu masih belum ditarik retribusi.

“Terdapat beberapa penduduk sekitar yang telah memanfaatkan lokasi ini untuk mendapatkan penghasilan dengan membuka persewaan kapal berbentuk bebek yang dikayuh atau lazim disebut becak air,” kata Siran.

Salah satu pemilik persewaan becak air di Telaga Wahyu, Rusni, mengatakan, penyediaan becak air merupakan ide masyarakat sekitar yang ingin mengembangkan Telaga Wahyu menjadi objek wisata alternatif selain Telaga Sarangan.

“Hal ini menyusul keberadaan becak air yang mulai tidak laku di Telaga Sarangan akibat tergeser oleh persewaan kapal motor. Dari pada becak airnya menganggur, maka kami sewakan di Telaga Wahyu sekaligus membuka peluang telaga ini untuk dikenal masyarakat,” kata Rusni.

Hasilnya, lanjut Rusni, lumayan menjanjikan. Meski tidak seramai di Telaga Sarangan, namun becak-becak airnya dapat menghasilkan uang.

“Hasilnya tidak terlalu banyak, namun cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Terlebih saat akhir pekan atau liburan sekolah, jumlah wisatawan yang datang ke lokasi ini cukup banyak,” tambah Rusni yang mulai menggeluti persewaan becak air di Telaga Wahyu sejak April 2011.

Pihaknya berharap agar pemerintah daerah memberikan perhatian yang serius pada Telaga Wahyu. Sebab, jika dikelola dengan baik, objek ini dapat menyejahterakan penduduk sekitar dan mendukung pendapatan asli daerah (PAD) di bidang pariwisata.

Bagikan Berita