MADIUN – Dinas Kesehatan (Dinkes) belum melakukan pengontrolan yang baik terhadap pengidap HIV/AIDS. Itu terungkap dari penuturan Kepala Dinkes dr AS Wardani saat menghadiri acara Big Bang Stop AIDS 2010, di Wisma Haji Kota Madiun, Sabtu (9/10).
    Dalam acara tersebut, Wardani mengatakan, secara akumulatif mulai tahun 2004 sampai tahun 2010 terdapat 123 pengidap HIV/AIDS di Kota Madiun. Sekitar 40 persennya adalah penghuni Lapas (lembaga pemasyarakatan) Narkoba Madiun, dan yang 60 persen adalah warga Kota Madiun.
Dari jumlah 123 tersebut, sekarang tinggal 18 orang. Sedangkan 105 lainnya ada yang meninggal, ada juga yang tak diketahui kabar beritanya. Juga tidak diketahui dengan pasti, apakah mereka yang belum meninggal dunia itu, sudah benar-benar pergi dari Kota Madiun.
“Dari jumlah 123 penderita itu, sekitar 40 persennya para penghuni lapas, sisanya warga Madiun. Dan kalau sekarang masih tercatat 18 orang penderita, itu bukan berarti selebihnya (105 penderita, Red) semuanya meninggal. Sebagian sudah keluar dari Lapas Madiun dan sudah tidak lagi diketahui alamatnya,” terang Wardani.
    Di bagian lain, Dinkes juga belum transparan dalam mengungkapkan data tentang pengidap HIV/AIDS yang suadh meningal dunia. Buktinya, Wardani baru saat itu membeberkan, pengidap HIV/AIDS yang meninggal dunia terakhir kalinya adalah seorang balita.
Padahal, balita malang itu sudah meninggal dunia sejak beberapa waktu lalu. “Balita itu meninggal kira-kira dua atau tiga bulan yang lalu. Dia tertular orang tuanya,” ujarnya. Wardani juga merahasiakan, nama alamat, termasuk identitas kedua orang tua balita itu. “Kamit tidak bisa menyebutkan identitasnya.”
    Meski demikian, lanjut Wardani, di Kota Madiun sudah dibangun klinik Edelweis di Puskesmas Oro-oro Ombo yang bisa mendeteksi dini penderita HIV/AIDS. Sedangkan bagi penderita yang sudah positif terjangkit virus penyakitseks menular dan mematikan itu, bisa melanjutkan berobat ke Rumah Sakit Umum Provinsi (RSUP) dr Soedono Madiun dengan layanan anti virus secara gratis.
    Berdasarkan press rilis yang dikeluarkan panitia Big Bang Stop AIDS 2010, pada 2009 Jatim dengan 2.652 orang pengidap HIV/AIDS menempati peringkat 3 nasional setelah Jawa Barat (3.162 orang), DKI Jakarta (2.807 orang). swd

Bagikan Berita