SURABAYA | SURYA – Para pemudik Lebaran dari dan ke Jawa Timur diminta waspada. Pasalnya, puluhan titik ruas jalan di provinsi ini masuk katagori jalur tengkorak dan sangat rawan terjadi kecelakaan (laka).

Data terbaru Dinas Perhubungan dan Lalu Lintas Angkutan Jalan (LLAJ) Jatim menyebutkan, ada setidaknya 68 titik yang tersebar di sembilan ruas jalan utama yang dinilai rawan kecelakaan. Kerawanan itu terjadi karena kondisi jalan, seperti berlubang, bergelombang, sempit, dan jalannya licin.

Misalnya, di ruas Surabaya – Mojokerto – Madiun – Ngawi – Mantingan terdapat 12 titik yang berpotensi menjebak pengguna jalan, antara lain Raya Trosobo, Raya By Pass Krian, Balongbendo, By Pass Mojokerto, Sukomoro, Wilangan, Caruban Km 151-152, Madiun Km 18.000-19.000, Ngawi Km 185.186.00. (selengkapnya lihat tabel)

Kepala Dishub dan LLAJ Jatim Wahid Wahyudi mengatakan, dengan banyaknya titik berbahaya itu, pihaknya minta masyarakat yang akan mudik melalui jalur darat, khususnya pada H-7 sampai H+7 berhati-hati. “Pentingnya kehati-hatian, karena itulah faktor utama agar perjalanan selamat sampai tujuan,” ujarnya kepada Surya, Jumat (5/8).

Untuk menambah kewaspadaan pengemudi, kata Wahid, Dishub Jatim mengambil langkah antisipasi dengan menambah rambu lalu lintas. Selain itu, seluruh titik rawan kecelakaan juga akan dijaga oleh petugas selama dua minggu berlangsungnya angkutan Lebaran 2011.

Selain rawan kecelakaan, pemudik juga diminta waspada terhadap jalur yang rawan terjadi bencana. Jalur Surabaya – Mojokerto – Madiun – Ngawi – Mantingan harus mewaspadai wilayah Mojokerto yang berkabut. Lalu jalur Madiun – Ponorogo – Pacitan waspadai longsor di Tegalombo. Jalur Ponorogo – Trenggalek waspada terhadap longsor di Desa Tugu. Jalur Surabaya – Lamongan – Tuban – Bulu perlu hati-hati dengan banjir di Widang dan Tambakboyo.

Untuk jalur Surabaya – Malang – Blitar waspadai banjir di Sumber Pucung dan longsor di Selorejo. Jalur Malang – Lumajang waspada longsor di Desa Sitiharjo dan banjir di Tambakrejo. Jalur Malang – Batu waspada longsor di Payung dan Pujon. Jalur Surabaya – Probolinggo – Situbondo – Banyuwangi waspada banjir di Keraton, longsor di Panarukan, dan pohon tumbang di Hutan Baluran.

Pertamina ubah strategi

Persiapan pengamanan arus mudik juga dilakukan Pertamina, dalam hal ini pengamanan stok bahan bakar. Hal ini dilakukan karena konsumsi bahan bakar minyak (BBM) sudah terlihat meningkat. PT Pertamina Pemasaran Region V, Jatim, Bali dan Nusatenggara telah menyiapkan sejumlah strategi.

Asisten Manajer Hubungan Eksternal PT Pertamina Pemasaran Region V, Jatim, Bali dan Nusa Tenggara, Eviyanti Rofraidah mengatakan, jika melihat data tahun lalu, ada peningkatan kebutuhan BBM, khususnya premium saat Ramadan dan Lebaran. Sedang solar, trennya justru menurun karena aktivitas kendaraan angkutan barang yang berkurang.

“Kebutuhan BBM di Jatim berfluktuasi namun rata-rata per hari sebesar 10.000 kiloliter untuk premium dan 5.500 kiloliter solar,” kata Eviyanti, Jumat (5/8).

Pihaknya pun tak ingin terjadi kekosongan atau keterlambatan pasokan BBM di Jatim, apalagi di saat kebutuhan yang meningkat selama Ramadan dan Lebaran.

Ia mencontohkan, kemampuan pengusaha SPBU membeli BBM terbatas. Aturannya, pengusaha harus menebus BBM minimal sehari sebelumnya, agar jadwal pengiriman esok hari bisa disusun. “Ini biasanya terjadi Senin, saat pengusaha SPBU tidak mampu membeli Minggu, karena tidak beroperasinya bank,” ungkap Eviyanti.

Untuk mencegah kondisi itu terjadi, pelayanan di terminal BBM di seluruh Jatim akan ditambah waktu pelayanan dan akan tetap buka meski hari libur resmi. Kebijakan itu mulai dilaksanakan sejak, 7 Agustus hingga 18 September 2011.

Bagikan Berita